Minggu, Juni 21, 2009

TAKUT ASURANSI JIWA? JANGAN-LAH YA!

TAKUT ASURANSI JIWA?
JANGAN-LAH YA!


Beberapa waktu yang lalu, kita sempat dikejutkan dengan dipailitkannya sebuah perusahaan asuransi jiwa Manulife Financial oleh pengadilan. Manulife Financial adalah salah satu perusahaan asuransi joint venture. Artinya, perusahaan yang permodalannya dilakukan secara join antara lokal dan asing. Manulife Financial adalah perusahaan yang berasal dari Kanada yang mempunyai reputasi yang cukup baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Tidak bisa dipungkiri, kasus Manulife Financial tersebut berdampak dengan semakin was-wasnya masyarakat dalam mengambil polis Asuransi Jiwa. Bahkan sebagian anggota masyarakat ada yang menjadi anti terhadap asuransi jiwa, karena mereka berpikir bahwa perusahaan asuransi jiwa sebesar Manulife Financial saja bisa pailit, bagaimana dengan perusahaan lainnya?

Sekarang pertanyaannya, apakah Anda juga harus anti terhadap Asuransi Jiwa? Jawabnya, tidak. Yang benar, kejadian itu hendaknya membuat kita jadi makin berhati-hati dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa.

Saya tidak mengatakan bahwa perusahaan asuransi yang baru saja dipailitkan kemarin tidak layak dipilih sebagai perusahaan asuransi, lho. Tapi menurut pendapat saya, kasus itu sendiri belum selesai, dan secara keuangan sebenarnya Perusahaan Manulife itu tidak layak untuk dipailitkan. Ada banyak faktor X yang berperan dalam pemailitan kemarin, karena sebenarnya perusahaan Manulife sendiri ­ menurut saya - merupakan sebuah perusahaan yang masih layak dipilih oleh mereka yang ingin mengasuransikan dirinya.

Saya punya cerita yang mungkin menarik untuk diambil hikmahnya. Ada seorang famili saya yang sering melihat kecelakaan bus umum, bahkan dia pun pernah mengalami sendiri sebuah peristiwa kecelakaan bus. Saya cukup salut dengan sikap beliau yang bukannya berhenti untuk bepergian dengan bus umum, tetapi sekarang dia justru lebih berhati-hati dalam memilih bus umum.

Sebelum kecelakaan yang menimpa dirinya, dia hanya melihat bus umum itu dari luarnya saja, atau dari omongan orang saja. Tetapi sekarang yang dia nilai pertama kali adalah reputasi perusahaan bus umum tersebut, bahkan dia menghafalkan nama-nama semua perusahaan bus yang sering mengalami kecelakaan.

Hal kedua yang dia lihat adalah siapa yang menyopiri. Kalau sopirnya masih muda, dia lebih memilih tidak naik bus tersebut. Perkiraan dia, sopir yang masih muda biasanya ugal-ugalan. Sedangkan kalau sopir sudah berumur, dia merasa lebih aman karena biasanya orang yang sudah berumur akan lebih berhati-hati.

Tentu saja, memilih perusahaan Asuransi Jiwa tidak bisa disamakan dengan memilih bus. Tapi sikap kerabat saya tadi yang mau belajar dari kesalahan patutlah ditiru.

Karena itu, sebenarnya dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa, salah satunya adalah dengan menilai reputasinya. Reputasi tersebut bisa kita nilai dari tiga hal, yaitu:

  1. Reputasi Pelayanan

    Cara menilai reputasi pelayanan, salah satu caranya adalah dengan mendatangi sendiri kantor Perusahaan Asuransi tersebut. Nilailah pelayanan yang diberikan ketika Anda mendatangi perusahaan itu. Dengan mendatangi sendiri perusahan tersebut maka Anda dapat mengetahui kualitas pelayanan seperti apa yang akan Anda temui ketika Anda harus datang sendiri kelak, misalnya, dalam mengurus uang pertanggungan Anda.


  2. Reputasi Keuangan

    Menilai Reputasi Keuangan adalah dengan menilai Laporan Keuangan perusahaan tersebut yang bisa Anda minta atau Anda lihat di media cetak maupun di media elektronik. Nilailah seberapa besar kekuatan modal perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Nilai juga seberapa bagusnya arus kas dari perusahaan tersebut. Dalam dunia asuransi, dikenal istilah RBC atau Risk Based Capital. Ini adalah sebuah cara untuk menilai kesehatan perusahaan asuransi Anda.

    Pilihlah Perusahaan Asuransi yang memiliki RBC 120 persen atau lebih. Kalau Anda bingung apa itu RBC, cukup tanyakan saja berapa RBC perusahaan asuransi Anda kepada agen asuransi Anda. Kalau lebih dari 120 persen, itu berarti bagus. Kurang dari itu, lebih baik cari yang lain.


  3. Reputasi Pemilik dan Manajemen

    Perhatikan juga siapa pemilik mayoritas dan siapa pengelola dari Perusahaan Asuransi Anda. Lihat apakah mereka memiliki reputasi yang tercela di masyarakat. Memang, terkadang hal ini mungkin terlihat agak subyektif, tetapi tidak ada salahnya kalau Anda mengenal siapa pemilik dan siapa pengelola perusahaan asuransi Anda. Kalau mereka memiliki reputasi yang tercela, hindari.

    Tips lainnya, kalau Anda memilih perusahaan Asuransi Jiwa joint venture, Anda dapat melihat bagaimana reputasi dari perusahaan asing tersebut di berbagai negara lain. Agen asuransi Anda biasanya memiliki kumpulan berita tentang bagaimana reputasi perusahaan asing tersebut di sejumlah negara lain.

    Dan jika memilih perusahaan Asuransi Jiwa lokal (bukan joint venture), maka pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi "tahan banting", yaitu perusahaan yang cukup tua dan sudah pernah melalui berbagai macam krisis. Kalau perusahaan Asuransi Jiwa tersebut merupakan bagian dari sebuah grup usaha besar (konglomerat), maka coba lihat juga bagaimana kinerja dari grup usaha besar tersebut. Ini karena kadang-kadang, meruginya salah satu perusahaan dalam grup usaha besar bisa saling mempengaruhi keuntungan dan kerugian dari perusahaan lainnya yang terdapat dalam grup usaha tersebut.

Tentu saja, tips-tips sederhana diatas tidak bisa menjamin bahwa Anda pasti akan memilih perusahaan Asuransi Jiwa yang tepat, tetapi setidaknya itu bisa membantu Anda mengurangi risiko tidak dibayarnya klaim Anda oleh si perusahaan asuransi. Yang paling penting, jangan lantas Anda jadi takut untuk ikut asuransi.


SEKILAS MANULIFE

Manulife setahu saya adalah sebuah perusahaan asuransi yang cukup baik. RBC-nya di atas 120 persen. Kalau Anda datang ke kantornya di Jakarta, mereka memiliki ruang pelayanan nasabah yang cukup baik. Produk-produknya beragam, dan reputasi Manulife sendiri di lain negara juga cukup baik. Karena itulah, kalaupun ada masalah pailit seperti kemarin, muncul kecurigaan adanya faktor-faktor lain yang ikut terlibat.

Perlu diketahui, perkaranya sendiri belum selesai, karena masih ada banding ke Mahkamah Agung. Namun demikian, kalau memang di Mahkamah Agung nanti Manulife tetap diputuskan pailit, maka jangan takut klaim Anda di Manulife tidak dibayar. Secara psikologis, Manulife Kanada sendiri pasti tidak ingin namanya tercemar kan? Mereka pasti akan membayar klaim Anda. Kalau mereka tidak membayar, hal itu pasti akan disorot dan bisnis asuransi mereka di negara lain pasti juga akan terpengaruh.

Akan tetapi bila Mahkamah Agung mencabut keputusan pailit Manulife dan mereka diizinkan untuk beroperasi kembali, maka saran saya adalah jangan takut untuk berasuransi dengan Manulife. Kenapa tidak? Pelayanan mereka cukup baik, RBC-nya bagus, reputasi perusahaannya di lain negara-pun bagus.