Minggu, Juni 21, 2009

TAKUT ASURANSI JIWA? JANGAN-LAH YA!

TAKUT ASURANSI JIWA?
JANGAN-LAH YA!


Beberapa waktu yang lalu, kita sempat dikejutkan dengan dipailitkannya sebuah perusahaan asuransi jiwa Manulife Financial oleh pengadilan. Manulife Financial adalah salah satu perusahaan asuransi joint venture. Artinya, perusahaan yang permodalannya dilakukan secara join antara lokal dan asing. Manulife Financial adalah perusahaan yang berasal dari Kanada yang mempunyai reputasi yang cukup baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Tidak bisa dipungkiri, kasus Manulife Financial tersebut berdampak dengan semakin was-wasnya masyarakat dalam mengambil polis Asuransi Jiwa. Bahkan sebagian anggota masyarakat ada yang menjadi anti terhadap asuransi jiwa, karena mereka berpikir bahwa perusahaan asuransi jiwa sebesar Manulife Financial saja bisa pailit, bagaimana dengan perusahaan lainnya?

Sekarang pertanyaannya, apakah Anda juga harus anti terhadap Asuransi Jiwa? Jawabnya, tidak. Yang benar, kejadian itu hendaknya membuat kita jadi makin berhati-hati dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa.

Saya tidak mengatakan bahwa perusahaan asuransi yang baru saja dipailitkan kemarin tidak layak dipilih sebagai perusahaan asuransi, lho. Tapi menurut pendapat saya, kasus itu sendiri belum selesai, dan secara keuangan sebenarnya Perusahaan Manulife itu tidak layak untuk dipailitkan. Ada banyak faktor X yang berperan dalam pemailitan kemarin, karena sebenarnya perusahaan Manulife sendiri ­ menurut saya - merupakan sebuah perusahaan yang masih layak dipilih oleh mereka yang ingin mengasuransikan dirinya.

Saya punya cerita yang mungkin menarik untuk diambil hikmahnya. Ada seorang famili saya yang sering melihat kecelakaan bus umum, bahkan dia pun pernah mengalami sendiri sebuah peristiwa kecelakaan bus. Saya cukup salut dengan sikap beliau yang bukannya berhenti untuk bepergian dengan bus umum, tetapi sekarang dia justru lebih berhati-hati dalam memilih bus umum.

Sebelum kecelakaan yang menimpa dirinya, dia hanya melihat bus umum itu dari luarnya saja, atau dari omongan orang saja. Tetapi sekarang yang dia nilai pertama kali adalah reputasi perusahaan bus umum tersebut, bahkan dia menghafalkan nama-nama semua perusahaan bus yang sering mengalami kecelakaan.

Hal kedua yang dia lihat adalah siapa yang menyopiri. Kalau sopirnya masih muda, dia lebih memilih tidak naik bus tersebut. Perkiraan dia, sopir yang masih muda biasanya ugal-ugalan. Sedangkan kalau sopir sudah berumur, dia merasa lebih aman karena biasanya orang yang sudah berumur akan lebih berhati-hati.

Tentu saja, memilih perusahaan Asuransi Jiwa tidak bisa disamakan dengan memilih bus. Tapi sikap kerabat saya tadi yang mau belajar dari kesalahan patutlah ditiru.

Karena itu, sebenarnya dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa, salah satunya adalah dengan menilai reputasinya. Reputasi tersebut bisa kita nilai dari tiga hal, yaitu:

  1. Reputasi Pelayanan

    Cara menilai reputasi pelayanan, salah satu caranya adalah dengan mendatangi sendiri kantor Perusahaan Asuransi tersebut. Nilailah pelayanan yang diberikan ketika Anda mendatangi perusahaan itu. Dengan mendatangi sendiri perusahan tersebut maka Anda dapat mengetahui kualitas pelayanan seperti apa yang akan Anda temui ketika Anda harus datang sendiri kelak, misalnya, dalam mengurus uang pertanggungan Anda.


  2. Reputasi Keuangan

    Menilai Reputasi Keuangan adalah dengan menilai Laporan Keuangan perusahaan tersebut yang bisa Anda minta atau Anda lihat di media cetak maupun di media elektronik. Nilailah seberapa besar kekuatan modal perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Nilai juga seberapa bagusnya arus kas dari perusahaan tersebut. Dalam dunia asuransi, dikenal istilah RBC atau Risk Based Capital. Ini adalah sebuah cara untuk menilai kesehatan perusahaan asuransi Anda.

    Pilihlah Perusahaan Asuransi yang memiliki RBC 120 persen atau lebih. Kalau Anda bingung apa itu RBC, cukup tanyakan saja berapa RBC perusahaan asuransi Anda kepada agen asuransi Anda. Kalau lebih dari 120 persen, itu berarti bagus. Kurang dari itu, lebih baik cari yang lain.


  3. Reputasi Pemilik dan Manajemen

    Perhatikan juga siapa pemilik mayoritas dan siapa pengelola dari Perusahaan Asuransi Anda. Lihat apakah mereka memiliki reputasi yang tercela di masyarakat. Memang, terkadang hal ini mungkin terlihat agak subyektif, tetapi tidak ada salahnya kalau Anda mengenal siapa pemilik dan siapa pengelola perusahaan asuransi Anda. Kalau mereka memiliki reputasi yang tercela, hindari.

    Tips lainnya, kalau Anda memilih perusahaan Asuransi Jiwa joint venture, Anda dapat melihat bagaimana reputasi dari perusahaan asing tersebut di berbagai negara lain. Agen asuransi Anda biasanya memiliki kumpulan berita tentang bagaimana reputasi perusahaan asing tersebut di sejumlah negara lain.

    Dan jika memilih perusahaan Asuransi Jiwa lokal (bukan joint venture), maka pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi "tahan banting", yaitu perusahaan yang cukup tua dan sudah pernah melalui berbagai macam krisis. Kalau perusahaan Asuransi Jiwa tersebut merupakan bagian dari sebuah grup usaha besar (konglomerat), maka coba lihat juga bagaimana kinerja dari grup usaha besar tersebut. Ini karena kadang-kadang, meruginya salah satu perusahaan dalam grup usaha besar bisa saling mempengaruhi keuntungan dan kerugian dari perusahaan lainnya yang terdapat dalam grup usaha tersebut.

Tentu saja, tips-tips sederhana diatas tidak bisa menjamin bahwa Anda pasti akan memilih perusahaan Asuransi Jiwa yang tepat, tetapi setidaknya itu bisa membantu Anda mengurangi risiko tidak dibayarnya klaim Anda oleh si perusahaan asuransi. Yang paling penting, jangan lantas Anda jadi takut untuk ikut asuransi.


SEKILAS MANULIFE

Manulife setahu saya adalah sebuah perusahaan asuransi yang cukup baik. RBC-nya di atas 120 persen. Kalau Anda datang ke kantornya di Jakarta, mereka memiliki ruang pelayanan nasabah yang cukup baik. Produk-produknya beragam, dan reputasi Manulife sendiri di lain negara juga cukup baik. Karena itulah, kalaupun ada masalah pailit seperti kemarin, muncul kecurigaan adanya faktor-faktor lain yang ikut terlibat.

Perlu diketahui, perkaranya sendiri belum selesai, karena masih ada banding ke Mahkamah Agung. Namun demikian, kalau memang di Mahkamah Agung nanti Manulife tetap diputuskan pailit, maka jangan takut klaim Anda di Manulife tidak dibayar. Secara psikologis, Manulife Kanada sendiri pasti tidak ingin namanya tercemar kan? Mereka pasti akan membayar klaim Anda. Kalau mereka tidak membayar, hal itu pasti akan disorot dan bisnis asuransi mereka di negara lain pasti juga akan terpengaruh.

Akan tetapi bila Mahkamah Agung mencabut keputusan pailit Manulife dan mereka diizinkan untuk beroperasi kembali, maka saran saya adalah jangan takut untuk berasuransi dengan Manulife. Kenapa tidak? Pelayanan mereka cukup baik, RBC-nya bagus, reputasi perusahaannya di lain negara-pun bagus.

Minggu, Mei 24, 2009

Taukah Anda tentang Asuransi Kecelakaan..?

Saya ingin menyampaikan duka cita saya yang mendalam untuk korban yang berjatuhan akibat bom yang meledak di lobi Hotel JW Marriott Jakarta beberapa waktu lalu. Terus-terang, tak mudah memang merasakan kehilangan seperti yang dirasakan oleh mereka yang kehilangan anggota keluarganya akibat bom tersebut.

Selain korban meninggal, banyak pula di antara mereka yang kebetulan berada di sana mengalami luka-luka serius, seperti kehilangan sebagian anggota tubuhnya, mengalami luka bakar, cacat dan lain sebagainya. Namun demikian, banyak juga di antara mereka yang selamat. Entah karena kebetulan berada di lantai lain, sudah pergi beberapa menit sebelumnya, atau karena berbagai sebab lain. Tapi satu hal yang jelas, takdir sudah ada yang menentukan. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Tetapi kapan kita lahir, kapan kita mati, nasib apa yang akan kita alami, kapan kita akan mengalaminya, semuanya sudah digariskan.

Menariknya, kita biasanya tidak bisa menghindar dari sejumlah risiko yang mungkin muncul dalam perjalanan hidup kita. Salah satunya adalah risiko yang muncul akibat adanya bom beberapa waktu lalu, seperti kematian, cacat tetap, cacat sementara, atau kehilangan anggota tubuh. Apa pun penyebabnya, itu adalah sebuah kecelakaan bagi mereka yang mengalaminya.

Pertanyaannya, bagaimana kalau hal tersebut terjadi pada Anda? Pertama-tama, kalau Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan anggota tubuh, maka biasanya ada dua hal yang harus Anda hadapi, yakni biaya perawatan dan pekerjaan yang mungkin tidak bisa lagi Anda lakukan karena kehilangan anggota tubuh itu. Misalnya, seorang sekretaris yang biasa menggunakan tangan untuk bekerja, mungkin tidak bisa lagi menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang sekretaris karena tangannya sudah tidak ada lagi. Seorang yang bekerja di bagian penjualan, yang biasa pergi kesana-kemari menggunakan kakinya, mungkin tak bisa lagi menjalankan tugasnya dengan baik karena sekarang ia kehilangan kakinya. Belum lagi adanya fakta bahwa ia tidak bisa lagi membiayai keluarganya.

Hal ini, belum lagi ditambah kenyataan tentang mereka yang mengalami kematian dan harus meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya. Padahal, mereka yang meninggal itu mungkin menanggung biaya hidup keluarganya.

DARI CACAT HINGGA KEMATIAN
Ya, sebagai manusia biasa kita mungkin sulit mencegah terjadinya hal-hal seperti itu. Yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi akibat yang muncul dari terjadinya risiko-risiko tersebut. Salah satunya, adalah dengan mengambil Asuransi Kecelakaan. Apa sih Asuransi Kecelakaan itu? Gampangnya, Asuransi Kecelakaan adalah janji yang diberikan oleh perusahaan asuransi apabila Anda mengalami kecelakaan dan akibat kecelakaan itu Anda harus dirawat di RS, mengalami cacat tubuh total atau sebagian, atau mengalami kematian.

Lho, kok ada asuransi seperti itu? Ya, ada dong. Asuransi Kecelakaan juga tak hanya memberikan penggantian kalau Anda mengalami kematian, dirawat di RS atau mengalami cacat total akibat kecelakaan tersebut, tetapi juga memberikan penggantian kalau Anda mengalami cacat sebagian. Contohnya, Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan sebelah tangan, kehilangan sebelah kaki (entah kanan atau kiri). Tentu saja, kehilangan anggota tubuh sebelah kanan biasanya penggantiannya akan lebih banyak bila Anda kehilangan anggota tubuh sebelah kiri. Atau, Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan penglihatan, dan sebagainya.

Asuransi Kecelakaan biasanya juga memberikan penggantian bila Anda dirawat di RS akibat kecelakaan tersebut. Jangan lupa bahwa setelah kecelakaan, biasanya Anda akan dirawat di RS selama beberapa hari, tergantung dari seberapa parah akibat dari kecelakaan tersebut pada diri Anda. Ada orang yang harus dirawat di RS selama semalam saja, tetapi ada juga yang harus mengalami perawatan selama berhari-hari.

Menariknya, Asuransi Kecelakaan juga memberikan penggantian bila akibat kecelakaan itu Anda mengalami kematian. Bom di JW Marriott kemarin, misalnya. Jadi prinsipnya, semua akibat yang muncul karena kecelakaan tersebut sudah dicover.

DIMANA MENGAMBIL ASURANSI KECELAKAAN?
Pertanyaannya, kalau Anda tertarik mengambil Asuransi Kecelakaan, dimana Anda bisa mengambilnya? Jawabannya jelas: di perusahaan asuransi. Anda bisa datang ke sebuah perusahaan Asuransi Jiwa atau di perusahaan Asuransi Kerugian. Kalau Anda datang ke perusahaan Asuransi Jiwa, biasanya Asuransi Kecelakaan yang ada ditempel pada produk Asuransi Jiwa yang mereka jual. Walaupun banyak juga Asuransi Kecelakaan yang dijual secara berdiri sendiri. Biasanya, banyak di antara produk Asuransi Kecelakaan yang berdiri sendiri ini dijual melalui Katalog yang dibagikan untuk nasabah Kartu Kredit.

Premi atau iuran yang Anda bayarkan kepada Perusahaan Asuransi juga tergantung apakah ia berdiri sendiri atau menempel pada produk lain. Jika Asuransi Kecelakaan Anda ambil secara berdiri sendiri, preminya akan lebih murah dibanding kalau Asuransi Kecelakaan itu Anda ambil menempel pada Asuransi Jiwa.

AMBIL SEKARANG JUGA
Sekarang, setelah Anda membaca sekilas tentang apa itu Asuransi Kecelakaan, tak ada hal lain yang harus Anda lakukan kecuali langsung datang ke perusahaan asuransi, bertanya tentang produk Asuransi Kecelakaan yang mereka punya, lalu mengambilnya. Tak bisa dipungkiri, Indonesia adalah negara berkembang yang rawan terhadap serangan-serangan teror yang bukan tak mungkin bisa terjadi di sekitar kita. Indonesia juga rawan terhadap berbagai kecelakaan yang mungkin terjadi di jalan raya. Indonesia rawan akan kecelakaan yang mungkin terjadi di mana-mana. Yang harus Anda lakukan adalah mengantisipasinya sejak sekarang. Asuransi mungkin tidak bisa mencegah terjadinya kecelakaan, tapi bisa membantu Anda mengatasi akibat yang muncul karena kecelakaan tersebut. Jadi, tunggu apalagi? Segera ambil Asuransi Kecelakaan. Esok mungkin terlambat. Salam.





Kamis, Mei 14, 2009

Cermat dalam merencanakan Keuangan Keluarga


 Banyak diantara kita merasa sudah melakukan perencanaan keuangan, namun fakta menunjukan pada saat dana tersebut dibutuhkan ternyata tidak mencukupi. 

Penyebab utamanya adalah:

Tidak menghitung jumlah dana dimasa mendatang (Future Value)
Tidak menentukan jangka waktu investasi
Ingin mencapai keuntungan besar tanpa dasar yang akurat
Tidak menetapkan target pertumbuhan minimum
Salah memilih instrumen investasi.

Selain itu banyak diantara kita tidak memiliki Uang Pertanggungan (UP) yang wajar dari Asuransi Jiwa manakala kita "dipanggil" oleh Pencipta kita Tuhan yang Maha Kuasa, sementara anak dan pasangan (Istri atau Suami) masih membutuhkan biaya. 

Tanpa Rancang Bangun Perencanaan Keuangan maka seseorang berpotensi melakukan Spekulasi bukan Investasi.

Contoh kasus:

Seorang ayah (35 tahun) ingin melakukan investasi untuk pendidikan sarjana S1 putrinya yang tercinta usia 3 tahun, biaya pendidikan (universitas) pada saat ini diperkirakan sebesar Rp 95 juta, dana sang Ayah yang tersedia saat ini sebesar Rp 100 juta. Pengeluaran keluarga rata-rata sebesar Rp 7,5 juta perbulan.

Alokasi dana tersebut, sebagai berikut:
Sebesar Rp 50 juta ditempatkan di deposito, bunga setelah pajak sebesar 6,6% pertahun
Sebesar Rp 35 juta ditempatkan dalam reksadana pendapatan tetap, rata-rata return 10% per tahun
Sebesar Rp 15 juta ditempatkan untuk membeli beberapa saham di Bursa Efek Indonesia , rata-rata return 17% per tahun
Asuransi & investasi (unit linked) Uang Pertanggungan Rp 350 juta, premi regular Rp 5 juta + top-up regular Rp 1 juta.

Total premi terbayar Rp 6 juta per tahun (rencana pembayaran premi 10 tahun), alokasi dana investasi 100% pada saham (pertumbuhan 16% pertahun).

Setelah tahun ke 15 atau pada usia anak 18 tahun, maka dana tersebut:

1. Dari deposito menjadi sebesar Rp 130.415.158,85
2. Dari reksadana pendapatan tetap Rp 146.203.685,93
3. Dari hasil pembelian dan penjualan saham Rp 158.080.821,90
4. Dari pertumbuhan investasi di unit linked Rp 172.313.000,00

Total dana terkumpul untuk biaya pendidikan putri tercinta Rp 607.012.666,68

Tanpa disadari bahwa biaya pendidikan di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 18% setiap tahun, maka biaya pendidikan kelak (15 tahun) dari Rp 95 juta meningkat menjadi Rp 1.137.506.049,17 ini berarti bahwa defisit sebesar Rp 530.493.382,49 hal ini disebabkan karena:

Salah dalam menghitung jumlah yang dana yang dibutuhkan dimasa mendatang (Future Value)
Tidak menetapkan target pertumbuhan minimum
Salah memilih instrumen investasi

Selain itu sang Ayah belum memiliki "manajemen resiko" yang baik karena Uang Pertanggungan hanya sebesar Rp 350 juta, jauh dibawah kisaran Uang Pertanggungan yang wajar yakni sebesar Rp 1 Miliar.
INFO  : 031.7177.9577 (BP. PARLIN)

Kamis, Mei 07, 2009

ASURANSI-Perlindungan Jiwa..?Pentingkah..?Bagaimana merencanakannya..?


Hidup penuh dengan risiko, dan faktor risiko adalah sesuatu yang pasti terjadi. Mulai dari tidur, bangun tidur hingga kita melakukan aktifitas rutin setiap hari. Beberapa contoh resiko diantaranya resiko kecelakaan, kehilangan aset atau harta, resiko sakit, cacat total hingga resiko kehilangan jiwa atau meninggal.
 
Ironisnya kita tidak pernah tahu kapan risiko seperti contoh diatas akan terjadi, untuk itu kita diwajibkan melakukan manajeman pengelolaan risiko yang baik yaitu dengan memindahkan risiko kepada pihak lain (dalam hal ini perusahaan asuransi) adalah merupakan salah satu cara yang efektif.

Masih banyak diantara kita yang merasa membeli asuransi merupakan pemborosan, bukankah kita membayar sesuatu yang belum tentu terjadi? Dalam hal ini ingin kami jelaskan bahwa salah satu kebutuhan yang mendasar sesuai dengan kaidah perencanaa keuangan tentunya bagi mereka yang berada di usia produktif serta memiliki income maka diwajibkan memiliki asuransi dan asuransi yang paling dasar adalah asuransi jiwa. Ya setiap manusia pasti akan mengalaminya, bagi mereka yang memiliki keluarga tentu ingin memberi proteksi yakni suatu kepastian apabila yang bersangkutan dipanggil oleh Sang Pencipta maka keluarga yang ditinggalkan tetap menjalankan kehidupan dengan layak antara lain sandang pangan terus dipenuhi, anak tetap sekolah hingga tingkat yang tertinggi dan sebagainya.

Asuransi Jiwa 

Asuransi jiwa merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk memindahkan risiko terhadap risiko kematian, jika terjadi risiko kematian pada seseorang maka ahli warisnya akan memperoleh sejumlah dana yang disebut uang pertanggungan. Dalam industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini, dikenal jenis asuransi tradisional misalnya term life (asuransi jiwa berjangka); whole life (asuransi jiwa seumur hidup), endowment (asuransi jiwa tradisional dengan kombinasi tabungan), serta polis asuransi jiwa modern unit link atau investment link bahkan saat ini mulai dikemas dengan nama baru seperti education link serta retirement link dan tidak mustahil nama tersebut akan terus bertambah dengan jenis link lainnya. 

Asuransi jenis ini sangat populer, hampir semua perusahaan asuransi besar memiliki produk ini bahkan beberapa perusahaan asuransi asing yang ada di Indonesia hanya menjual produk jenis unit link tanpa menjual produk asuransi tradisional lainnya. Karekteristik asuransi jiwa unit link selain memberikan manfaat proteksi asuransi jiwa, juga sekaligus memberikan kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung dalam investasi khususnya (saat ini) baru dalam reksadana.

Unit Link

Jenis polis ini sangat digemari oleh perusahaan asuransi dan para pemegang polis (saat ini), terlihat dari pertumbuhan industri asuransi jiwa di tanah air, jenis unit link merupakan kontributor premi yang terbesar bagi banyak perusahaan asuransi jiwa. Ini adalah situasi yang kondusif bagi perusahaan asuransi karena dengan produk ini akan mempercepat pertumbuhan rasio RBC (risk base capital) yang merupakan rasio resiko berbanding modal dengan minimum angka yang disyaratkan oleh pemerintah melalui Ditjen perasuransian adalah sebesar 125%. 

Perusahaan asuransi yang banyak menjual produk unit link akan memiliki RBC yang tinggi karena perusahaan asuransi tidak menjaminan nilai tunai maupun nilai investasi yang diinvestasikan oleh nasabah, seluruh resiko kinerja dana investasi menjadi tanggungan nasabah itu sendiri.

Praktis dan mudah selalu membungkus produk ini, nasabah tidak perlu repot untuk mengunjungi dua perusahaan yakni perusahaan asuransi dan perusahaan pengelola investasi (manajer investasi), karena dengan produk ini proteksi dan investasi sudah dikemas menjadi satu kesatuan. 

Bagi yang berkantong tipis pun dapat dengan mudah mendapatkan proteksi dan melakukan investasi karena dapat dilakukan dengan jumlah nilai investasi yang relatif sedikit. Terlihat manis, banyak unit link yang menerima nilai investasi hanya Rp.100 ribu perbulan bahkan kurang dari nilai itu!. Mengenai masalah likuiditas? Tidak perlu khawatir, produk ini memiliki likuiditas karena nilai investasi sejauh mencukupi dapat diambil oleh nasabah setiap saat (dengan proses sekitar 5 s/d 10 hari) bahkan nasabah di beri pemanis lain yakni dengan 'hanya' membayar premi sampai dengan tahun tertentu (cuti premi), setelah periode tersebut nasabah tidak perlu membayar premi lagi!. 

Lalu dari mana perusahan asuransi mendapatkan premi? Premi diambil dari nilai investasi yang sedang berkembang, sejauh mencukupi maka dapat dipergunakan untuk membayar premi. Jadi sebagai konsekuensi pertumbuhan investasi akan melambat. Jika situasi investasi sedang bearish atau turun seperti saat ini dan hasil investasi tidak mencukupi untuk membayar premi maka nasabah akan diminta membayar premi kembali. Jadi cuti premi hanya temporer sejauh perkembangan dana investasi mencukupi.

Pembaca yang bijak perlu mengetahui lebih dalam apakah hal tersebut sudah merupakan pilihan terbaik? Jika dibandingkan dengan membeli produk yang terpisah (antara asuransi pada satu sisi dengan investasi reksadana di sisi yang lain), manakah yang dapat memberikan manfaat maksimal bagi kita?

Pertama, perlu disadari bahwa dibalik pemanis yang disebutkan diatas, terdapat biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabahnya yakni Biaya Administrasi, Biaya Pengelolaan Investasi dan Biaya Akuisisi, biaya tersebut merupakan beban tambahan diluar Biaya Asuransi (biaya mortalita yang besarnya tergantung jenis kelamin, usia masuk serta besarnya Uang Pertanggungan, kondisi kesehatan pemegang polis juga turut mempengaruhi besarnya biaya ini), Berikut ini adalah penjelasan biaya pada unit link: 

1. Biaya Administrasi

Berdasarkan data yang kami terima kisaran biaya administrsi adalah sebesar Rp 20.000,- hingga Rp 30.000,- perbulan atau Rp 240.000,- hingga Rp 360.000,- per tahun. Biaya ini akan terus dibebankan selama berlakunya asuransi.

2. Biaya Alokasi Premi 

Perusahaan asuransi yang membebankan biaya ini di muka sebelum dan setiap dana masuk ke dalam porsi investasi. Biaya ini umumnya sebesar 5% dari dana yang diinvestasikan dan ada juga yang menggunakan metode bid-offer price yaitu dana yang masuk akan dibagi dengan harga jual (offer price) serta dana yang keluar atau ditarik oleh nasabah akan dikali dengan harga beli (bid price). Selisih dari bid-offer price biasanya sebesar 5% (umumnya dihitung dari offer price). Bagi nasabah yang ingin menarik investasinya dari unit link yang menggunakan metode bid-offer price mutlak harus menghitung tingkat pertumbuhan yang sedang terjadi sejak dana tersebut masuk, dikurangi selisih bid-offer price.

3. Biaya Alokasi Premi (Khusus Unit Link Regular) 

Selain biaya diatas, biaya alokasi premi lain masih dibebankan di 5 tahun pertama dengan kisaran hingga 100% dari premi terbayar setelah dipotong Biaya Asuransi di awal tahun pertama, kisaran biaya ini akan turun secara berkala hingga 0% di awal tahun ke 6 masa polis berjalan. 

Namun demikian ada sebagian kecil dari produk unit link di Indonesia yang mengalokasikan investasi pada tahun pertama sebesar 20% hingga 100% dari premi dasar di tahun pertama. Sekilas terlihat menarik, namun setelah dilakukan penelitian ternyata biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah tidak sedikit, sebagai ilustrasi seorang calon nasabah akan membayar premi dasar yang jauh lebih besar jika calon nasabah tersebut membeli produk unit link yang mulai mengalokasikan investasi sejak tahun pertama dibandingkan dengan unit link yang tidak mengalokasikan investasinya pada tahun pertama (lihat tabel 1).

4. Biaya Pengelolaan Investasi
 
Perusahaan asuransi juga membebankan Biaya Pengelolaan Investasi oleh Manajer Investasi yang besarnya bervariasi antara 0.5% - 3% pertahun dan sudah diperhitungkan dalam harga unit. Tingkat biaya ini tergantung dari jenis investasi yang dipilih oleh nasabah (reksa dana pendapatan tetap, saham atau campuran), besarnya dana yang dikelola, serta keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan asuransi jiwa.
 
5. Biaya Unit Link Premi Tunggal 

Pada pembayaran premi tunggal atau single premium (yaitu pembayaran premi hanya satu kali dan tidak ada kewajiban pembayaran di tahun berikut namun jika ingin menambah porsi investasi diperbolehkan), polis jenis ini juga membebankan biaya seperti Biaya Akuisisi yang besarnya tetap biasanya sebesar 5% dari jumlah Premi Tunggal dan atau dana yang di Top Up (ditambahkan), Biaya Administrasi untuk menutup biaya awal polis kisaran sebesar Rp 240.000,- hingga Rp 300.000,- biasanya dikenakan di tahun pertama. Uang Pertanggungan yang dijamin adalah sebesar 150% dari investasi awal, jika tidak ada penarikan dana di kemudian hari oleh nasabah. Namun apabila terjadi penarikan dana dikemudian hari, Uang Pertanggungan akan berkurang. 

Sejalan dengan lamanya waktu investasi, apabila pertumbuhan dana investasi telah melebihi Uang Pertanggungan maka jika terjadi risiko kematian, manfaat yang didapat oleh ahli waris sebesar nilai investasi. Sebaliknya, jika nilai investasi ternyata lebih kecil dari Uang Pertanggungan maka manfaat yang didapat ahli waris adalah sebesar Uang Pertanggungan, dengan catatan jika perkembangan nilai investasi tidak lebih kecil dari biaya-biaya yang telah disebutkan diatas. 

Non Unit Link Kombinasi Dengan Reksadana

Marilah kita cermati lebih dalam mengenai produk asuransi tradisional term life dengan jenis YRT (Yearly Renewable Term) yang memiliki Uang Pertanggungan yang tinggi namun dengan premi yang relatif sangat rendah. Biaya yang terdapat pada asuransi ini adalah Biaya Asuransi yang dikenakan untuk menutupi biaya mortalita, besarnya variatif (tergantung usia masuk, jenis kelamin, Uang Pertanggungan serta faktor kesehatan) dibayarkan secara berkala dalam bentuk premi serta dipastikan meningkat setiap tahun, sejalan dengan pertambahan usia nasabah.
 
Meskipun demikian, peningkatannya relatif kecil dan apabila dikombinasikan dengan investasi melalui reksadana maka hal ini sangat berpotensi untuk mempercepat nilai akumulasi investasi reksadana tersebut. 

Sebagai contoh seorang pria tidak merokok usia 39 tahun, uang pertanggungan Rp 1 Miliar, kisaran premi pada asuransi YRT per tahun adalah sebesar Rp 3.5 juta hingga Rp 4 juta (hanya menabung sebesar Rp 292 ribu-Rp 334 ribu perbulan). Pada periode yang sama juga dilakukan investasi pada reksadana. Investasi dilakukan secara berkala (setiap bulan atau setiap tiga bulan) hingga target nilai uang di masa mendatang tercapai.

Dari contoh diatas jelas terlihat asuransi unit link secara jangka panjang tidak menghasilkan pertumbuhan investasi yang optimal, proteksi atau uang pertanggungan juga tidak optimal.

Kita harus sadari bahwa untuk menghitung besarnya uang pertanggungan, hendaknya kita mengerti akan nilai ekonomis pada diri kita dikombinasikan dengan tujuan keuangan dari diri kita misalnya kebutuhan proteksi dana pendidikan, proteksi atas penghasilan dll., lalu tentukan berapa besar nilai uang yang akan digantikan jika terjadi risiko kelak. 


Demikian ilustrasi dari kami semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari pemaparan diatas, apakah dengan unit link atau non unit link dikombinasikan dengan reksadanasecara terpisah. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan demikian asuransi jiwa adalah suatu kebutuhan, pilihan ada ditangan pembaca yang cerdas dan bijak, selamat memilih. 

Anda mau investasi tapi bingung dan takut..?Beragam produk investasi, mana yang sesuai dengan Anda..?

Produk investasi manakah yang sesuai untuk saya?

Setiap orang dilahirkan dengan karakteristik tersendiri. Semuanya memiliki sifat dan tingkah laku yang unik. Hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari orang tersebut, termasuk dalam dunia investasinya.

Yang berpengaruh terhadap investasi adalah bagaimana respon seseorang terhadap resiko, sebab setiap investasi mengandung resiko. Bayangkan saja apabila Anda berinvestasi di dunia saham, kemudian dunia finansial mengalami goncangan sehingga investasi Anda merugi 15%. Apa yang Anda lakukan? Apakah Anda langsung ketakutan dan menarik seluruh uang Anda? Atau Anda bisa sabar menunggu hingga dunia finansial pulih dan kembali menguntungkan? Bagaimana efek dari kejadian ini terhadap kesehatan Anda? Apakah Anda mengalami susah tidur? Atau mungkin saja menjadi stres? Gampang marah? Atau biasa-biasa saja?

Kepribadian Anda terhadap resiko ini mempengarui pemilihan produk investasi. Bagi yang merasa tidak cocok dengan resiko, lebih baik memilih investasi dengan resiko menengah kebawah. Namun bagi yang berani menanggung resiko, boleh memilih investasi yang agresif dengan resiko yang tinggi pula.

Bagaimana mengetahui profil resiko saya? Ada sebuah tes yang biasanya diberikan oleh perencana keuangan kepada pelanggannya untuk mengetahui bagaimana respon pelanggan tersebut terhadap resiko. Dari hasil tes ini, perencana keuangan dapat menentukan produk keuangan mana yang paling cocok untuk pelanggannya. Apabila Anda tertarik untuk mengikuti tes ini, silahkan buka link dibawah ini:
http://www.pembelajar.com/wmview.php?ArtID=153

Jenis-jenis Produk Investasi

Mungkin saja sekarang Anda bertanya-tanya, “Pak, mana ada sih investasi yang tingkat suku bunganya lebih besar dari 10%? Suku bunga deposito saja akhir-akhir ini turun terus.”

Jawabannya adalah ada. Ada banyak produk investasi di sekitar Anda. Mungkin saja Anda hanya tidak mengenal produk-produk ini. Karena tidak mengenal, maka Anda tidak mengambil keuntungan dari keberadaan produk-produk investasi.

1. Deposito

Deposito adalah produk investasi yang paling dikenal oleh masyarakat kita. Walaupun kebanyakan dari kita menganggap bahwa deposito adalah produk yang paling “aman”, namun kenyataannya jumlah uang kita yang dilindungi dalam produk deposito hanyalah 100 juta saja. Diantara semua produk investasi, biasanya deposito menjanjikan hasil yang paling rendah. Mengapa? Karena “aman”. Biasanya kata aman diikuti dengan hasil yang rendah juga.

2. Obligasi

Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh salah satu badan, bisa perusahaan swasta ataupun pemerintah. Dengan membeli obligasi berarti badan tersebut berhutang kepada Anda untuk jangka waktu tertentu dan tingkat suku bunga tertentu. Karena jangka waktu dan tingkat suku bunga sudah ditetapkan dari awal perjanjian hutang, maka biasanya investasi obligasi disebut juga dengan istilah investasi “pendapatan tetap”. Mengapa? Karena biasanya jumlah uang yang dihasilkan oleh investasi ini nilainya tetap.

Obligasi memiliki beberapa resiko. Resiko terbesarnya adalah badan yang meminjam uang Anda tidak mampu mengembalikan uang Anda pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan suatu badan dalam membayar hutang obligasinya, ada suatu badan yang memberikan rating terhadap surat-surat hutang yang beredar. Rating yang baik “AAA”, biasanya diikuti dengan suku bunga yang lebih kecil. Sementara rating yang jelek, diatas “CCC”, biasanya diikuti dengan suku bunga yang besar, namun memiliki resiko yang lebih besar terhadap gagalnya pembayaran pokok hutang pada saat jatuh tempo.

3. Saham

Saham adalah kepemilikan seseorang terhadap suatu badan usaha. Biasanya perusahaan-perusahaan yang sudah matang dan besar, membuka kesempatan ke masyarakat luas untuk turut serta memiliki sahamnya (dengan cara Go Publik). Saham mereka diperdagangkan pada bursa efek. Saat ini di Indonesia ada 2 yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Dengan memiliki saham, Anda dapat mengambil keuntungan melalui 2 cara, yaitu:
1. Capital gain, yaitu mendapatkan keuntungan melalui kenaikan harga saham yang Anda pegang. Misalnya Anda membeli saham pada harga Rp. 150.,- dan menjualnya pada harga Rp. 175,-, maka Anda mendapatkan capital gain sebesar Rp. 25,- per lembar saham.
2. Deviden. Biasanya setiap tahun perusahaan membagikan hasil keuntungannya kepada pemilik-pemilik sahamnya. Jadi misalkan perusahaan yang Anda pegang sahamnya membagikan deviden, maka sejumlah dari deviden ini akan masuk ke rekening Anda sesuai dengan jumlah saham yang Anda pegang.

Investasi di bidang saham memberikan return yang sangat tinggi. Namun, disisi lain resikonya juga tinggi, terutama bagi yang tidak memiliki pengetahuan serta informasi terkini mengenai dunia saham.

4. Reksa Dana

Pingin berinvestasi di bidang obligasi atau saham, namun:
tidak punya pengetahuan yang cukup di bidang obligasi/saham
tidak punya waktu
tidak tahu caranya
tidak punya modal besar

Solusinya adalah reksa dana. Reksa dana adalah kumpulan dana dari masyarakat yang diolah oleh manajer investasi (MI) untuk diinvestasikan di bidang tertentu. Bidang investasinya sudah disebutkan terlebih dahulu dalam prokpektus yang diterbitkan oleh MI. Karena dananya merupakan kumpulan dari dana banyak orang, maka Anda tidak perlu modal yang besar untuk berinvestasi disini.

Dengan membeli reksa dana, artinya Anda membayar orang yang ahli (manejer investasi/MI) untuk memainkan uang Anda di bidang yang Anda mau. Anda cukup memantau hasilnya melalui NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang diumumkan oleh MI setiap sore. Biasanya ongkos yang diminta oleh manajer investasi berkisar 2% dari jumlah uang yang Anda tanamkan.

Resiko dari reksa dana bergantung dari bidang apa investasi Anda. Untuk investasi di bidang saham, tingkat resikonya tinggi. Namun hasilnya juga tinggi. Sementara untuk tingkat resiko menengahnya adalah investasi pendapatan tetap (obligasi). Apabila Anda ingin yang aman, Anda dapat mengikuti reksadana pasar uang. Dan satu hal lagi yang menjadi kelebihan dari reksa dana, yaitu produk investasi ini bukan objek pajak. Jadi Anda tidak terkena pajak untuk keuntungan yang Anda dapatkan dari reksa dana.

5. Asuransi

Berbeda dari produk-produk investasi lainnya, asuransi tidak memiliki tingkat suku bunga. Asuransi hanya akan memberikan sejumlah uang kepada Anda apabila terjadi musibah dalam masa kontrak Anda dengan pihak asuransi. Jenis musibah yang dilindungi oleh asuransi juga terbatas, sesuai dengan kontrak Anda.

Apa manfaat dari asuransi? Bagi Anda yang telah berkeluarga, tentunya ada ketakutan yang melanda Anda apabila Anda terkena PHK. “Kalau saya tidak punya pekerjaan, anak saya nanti mau dikasih makan apa?” Ini baru kasus PHK loh. Setelah PHK Ayah atau Ibu masih bisa mencari pekerjaan lain untuk menghidupi anaknya. Kasus yang lebih parah adalah Ayah, yang bekerja untuk menghidupi keluarga, mengalami musibah hingga meninggal dunia. Disini keluarga yang ditinggalkan benar-benar tidak memiliki penghasilan lagi sehingga tidak bisa membayar biaya hidup. Nah, untuk melindungi keluarga dari resiko-resiko finansial seperti ini, maka diperlukan produk asuransi. Pada saat Ayah meningggal, pihak asuransi akan membayarkan sejumlah uang kepada keluarga yang ditinggalkan, uang inilah yang digunakan untuk membiayai biaya sehari-hari hingga keluarga bisa mandiri. 

6. Unit-Linked

Unit-Linked adalah produk gabungan antara reksa dana dan asuransi. Sangat berguna bagi orang-orang yang tidak punya waktu ataupun tidak mau pusing mempelajari produk-produk investasi. Di produk ini Anda cukup mempercayakan kebutuhan investasi dan asuransi Anda pada pihak penjual produk (biasanya penjualnya adalah perusahaan asuransi). Pihak penjual biasanya memberikan ilustrasi kepada Anda mengenai jumlah uang yang harus Anda bayar secara bulanan dan jumlah uang hasil investasi Anda pada tahun-tahun berikutnya.

Kelemahan produk unit-linked ini adalah Anda harus membayar lebih mahal untuk biaya investasi Anda, sehingga hasilnya tidak setinggi Anda berinvestasi langsung ke reksa dana.

7. Emas

Emas adalah produk investasi tradisional. Biasanya harga emas selalu naik, dan cenderung naik di atas inflasi, sehingga merupakan alat investasi yang aman. Pada saat terjadi krisis moneter, biasanya tingkat inflasi naik tinggi. Namun harga emas naik lebih tinggi lagi dari inflasi. Jadi Anda tidak akan rugi dalam berinvestasi di emas. Biasanya investasi emas dapat dilakukan dalam bentuk perhiasan emas, ataupun emas batangan.

Kelemahan dari investasi emas adalah, Anda harus menjaga secara fisik agar emas Anda selalu aman. Biasanya hal ini bisa dibantu dengan cara menyewa lemari penyimpanan barang berharga di bank.

Bagi yang ingin membeli emas batangan, usahakan membeli emas yang bersertifikat Aneka Tambang (ANTAM).

8. Properti

Properti juga bisa dijadikan sebagai investasi. Perlu Anda ingat bahwa walaupun jumlah penduduk dunia ini meningkat sebanyak apapun, jumlah tanah selalu tetap. Oleh karena itu nilai tanah dan properti selalu naik.

Berapa tingkat kenaikan harga properti setiap tahunnya itu bergantung dari lokasi properti Anda. Properti yang lokasinya strategis, pada daerah yang sedang berkembang pesat, biasanya harganya akan meningkat tajam.

Untuk menambah keuntungan Anda di bidang properti, Anda dapat menyewakan properti Anda kepada orang lain. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan pendapatan sewa. Lumayan kan, sambil menunggu harga properti naik, dapat penghasilan sampingan.

Kelemahan dari properti adalah likuiditasnya yang sangat rendah. Untuk keseluruhan proses menjual sebuah rumah, diperlukan waktu kurang lebih 3 bulan. Jumlah pembelinya juga tidak banyak. Jadi apabila Anda menginvestasikan terlalu banyak uang Anda di bidang properti, Anda beresiko kekurangan uang kas pada masa-masa darurat.

Baiklah semoga pemaparan saya dapat bermanfaat bagi Anda. Salam sukses darai saya, "Selamat Berinvestasi".